Penantian panjang
cinta masa lalu.
Judul: SUNSET BERSAMA ROSIE
Penulis: Tere Liye (nama aslinya Darwis, entah siapa panjangnya)
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2012
Jumlah halaman: 426 halaman
Harga: Rp 60.000,-
Novel ini diambil
dari peristiwa Bom Jimbaran di Bali
beberapa tahun yang lalu ,Tere Liye berhasil membawa para pembacanya seakan merasakan sendiri peristiwa
yang sedang terjadi. Cerita ini pula yang mengingatkan kita akan kejamnya tangan-tangan
nakal diluar sana yang tanpa rasa berdosa menghabisi nyawa ratusan bahkan
ribuan orang dalam sekejap mata.
Bagiku waktu selalu pagi. Diantara potongan dua puluh empat
jam sehari, bagiku pagi adalah waktu paling indah. Ketika janji-janji baru
muncul seiring embun menggelayut di ujung dedaunan. Ketika harapan-harapan baru
merekah bersama kabut yang mengambang di persawahan hingga nun jauh di kaki
pegunungan. Pagi, berarti satu hari yang melelahkan telah terlampaui lagi.
Pagi, berarti satu malam degan mimpi-mimpi yang menyesakkan terlewati
lagi.Malam-malam panjang, gerakan tubuh resah, kerinduan, dan helaan napas
tertahan.
Cerita ini dimulai
dari seseorang bernama Tegar yang hamper seper-empat dari hidupnya ia habiskan
bersama Rosie. Rosie adalah temen sepermainan Tegar ,keluarga mereka pun
terkenal dekat. Hampir seluruh masa mudanya ia habiskan bersama Rosie,sampai
suatu hari dimana hari itu mengubah segalanya. Tegar yang mempunyai teman
bernama Nathan,saat itu tegar berencana untuk memperkenalkan Rosie kepada
sahabatnya itu,tetapi ternyata perkenalan yang bisa dihitung dengan hitungan
hari atau bahkan bulan dapat mengalahkan ratusan bulan yang Tegar lewati
bersama Rosie.
Tegar sengaja
mengajak Nathan untuk liburan bersama,ia ingin menenalkan sang pujaan hati
kepaa sahabatnya ini, Niat awalnya adalah agar Nathan dapat menjadi penghilang
kecanggungan saat ia gagal mendapatkan hati Rosie. Sayang, takdir berkata lain,
justru Nathan lah yang berhasil menjadi pencuri handal hati Rosie.
“Mengapa kau lebih
memilih dia dibandingkan aku yang selama ini menemanimu disaat suka maupun
duka? Tidakkah kau melihat dirikku yang selama ini bisu akan semua harapan
itu?”
Saat itu sunset
di Gunung Rinjani menjadi saksi bisu akan keabadian cinta mereka,benar-benar
abadi sampai ajal memisahkan cinta
mereka berdua. Bagaikan silet tajam yang menyayat-nyayat hati Tegar menjadi tak
berbentuk lagi saat melihat mata Rosie yang menatap dalam mata Nathan saat
Nathan mengungkapkan perasaanya,sunset saat itu sudah tak berharga lagi
dibandingkan tatapan penuh kasih sayang yang Nathan berikan kepada Rosie.
Rasa sakit itu
kini menjelma menjadi rasa kecewa,Tegar menghilang dari kehidupan mereka, Ia
sukses menenggelamkan dirinya dalam kesibukan dunia pekerjaan, selama lima
tahun terus berusaha berdamai dengan masa lalu. Bekerja tanpa kenal lelah dan tidur, seperti robot yang seolah
tidak bisa berhenti. Omanya yang berada di Gili Terawangan, sempat memberi
nasihat yang selalu sama setiap waktu, saat ia masih tinggal bersama Rosie yang
mau tak mau terus tertanam dalam benak Tegar. Tak memberi sedikit pun
kesempatan bagi kenangan pahit itu untuk sekadar melintas di kepalanya. Hingga
ia bertemu dengan Sekar, seorang gadis baik hati yang memberikan napas baru
dalam hidupnya. Seorang gadis setia yang dengan amat sabar menunggunya
merealisasikan mimpi indah dalam sebuah pernikahan.
Nathan dan
Rosie akhirnya menikah ,sungguh pernikahan yang amat sempurna. Keluarga yang
dikaruniai 4 gadis luar biasa bak kembang di taman. Anggrek, si sulung yang
yang berusia 12 tahun. Parasnya mewarisi gurat ibunya, Rosie. Keibuan dan bisa
diandalkan. Rambutnya lurus tergerai. Senang mengisi waktu dengan membaca buku.
Selain hobi membaca, dia juga hobi menulis. Kritis terhadap kejadian disekitarnya.
Sakura, anak kedua Rosie dan Nathan, berumur 9 tahun. Pandai menguasai bahasa
asing. Tak tanggung-tanggug, Sakura menguasai 4 bahasa sekaligus. Begitu talkactive. Meski belum begitu
faseh, namun Sakura dapat diandalkan. Otak kanan dan otak kiri yang seimbang,
yah sakura pandai bermain biola. Penggemar tokoh-tokoh kartun Jepang sampai
pakaiannya pun ia tiru. Jasmine, anak ketiga mereka, umurnya baru 5 tahun. Yang
ini paling pendiam dibanding yang lain. Meski pendiam, ada saja tingkahnya yang
membuat hati tersentuh, rasanya setiap kalimat yang terlontar dari mulutnya
begitu berharga. Lili, si bungsu yang cantik usianya baru 1 tahun. Umur segini,
seorang balita lagi lucu-lucunya. Belajar berjalan, meski tertatih.
Maka dimulailah
awal semua konflik dalam novel ini. Tegar terus menjalin hubungan dengan
keluarga kecil bahagia Rosie, Ia mendapat panggilan “om, uncle, paman Tegar
yang Super” dari setiap kuntum bunga Rosie. Dan mereka pun menjalin tali
silaturahmi seperti sedia kala.
Nathan dan
Rosie adalah contoh dari salahsatu keluarga yang memiliki kebahagiaan tak ada
habisnya. Sungguh kebahagiaan yang amat
sempurna,yang diimpikan oleh setiap keluarga. Sayangnya,kebahagiaan itu tak
berjalan lama, hanya 10 detik sebelum akhirnya Bom Jimbaran itu meledak.
Menyulap kebahagiaan menjadi penderitaan yang sangat mengenaskan. Sampai pada
hari dimana peristiwa pengeboman di Jimbaran itu terjadi dan seketika merenggut
seluruh kebahagiaan yang sebelumnya terpampang jelas di setiap inci guratan
wajah mereka bagaikan kayu bakar yang dibakar habis oleh panasnya api. Nathan
meninggal dunia dan di situlah muncul benih harapan dalam diri si Tegar Karang
mengenai kesempatannya terhadap Rosie. Tegar Karang menjadi satu-satunya saksi
atas kejadian bersejarah itu, kejadian yang merenggut semua kebahagiaan itu.
Menepis segala perasaan pribadi di masa lalu, berusaha merajut kembali
kebahagiaan keluarga itu. Tegar Karang dulu pernah mencintai Rosie, yang juga
sahabat kecilnya. Tapi disisi lain,pernikahan dirinya dengan Sekar sudah didepan
mata.
‘Mungkinkah masih ada
kesempatan untukku ? Walau engkau masih berada diatas khayalku”
Rosie depresi, anak anak
terlantar, bisnis keluarga tak berjalan,dirinya tak mau angkat bicara seakan
masih tidak percaya akan kenyataan yang ia alami. Rasanya seperti berada diatas
awan lalu dihentakkan menuju tanah,kebahagiaan yang baru ia rasakan ,sekejap
mata hilang,tak bersisa. Hanya kenangan kelam yang menyelimuti semua
pikirannya. Melihat tak ada perkembangan
pada diri Rosie,Tegar pun amat terpukul. Hal itu lah yang membuat Tegar
memutuskan untuk membatalkan pertunangannya dengan Sekar, wanita yang sempat
dicintainya setelah Rosie, walau dengan pengertian dan pemahaman cinta yang
berbeda.
“
Aku percaya Tuhan itu adil,ia tidak akan
membiarkan hambanya terpuruk dalam kesedihan yang mendalam,dan kini aku datang
kembali ke hidupmu,ingin membuat semuanya terasa lebih baik.”
Tegar memasukan Rosie yang
depresi kedalam rehabilitasi dan melanjutkan usaha resort keluarga Nathan yang sempat
tak terjalan selama beberapa saat. Sejalan dengan itu hubungannya dengan Sekar
pun kian merenggang. Sekar pun sukses pergi dari kehidupan Tegar,tak menyisakan
jejak. Sekar hanyalah pemberhentian sejenak hati Tegar,yang saat telah
menemukan tujuan hidupnya,ia ditinggalkan.
Rosie telah kembali dari pusat
rehabilitasi,hal itu membuat kesempatannya yang dulu semu akan berubah menjadi
suatu kenyataan.
“
akhirnya aku mendapatkan yang dulu
aku impikan,walaupun keadaannya sudah berbeda,tetapi perasaan itu tidaklah
pernah berubah.”
Tere liye begitu cerdas dalam mengoyak emosi para pembaca setianya. Alur
novel yang sulit ditebak membuat pembaca penasaran akan cerita yang akan
terjadi selanjutnya, Selain itu, gaya bahasa yang digunakan Tere Liye ini,
dapat meningkatkan kemampuan pembaca dalam berbahasa,bahasa yang mudah dipahami
oleh semua kalangan, Tidak hanya itu,
kata-kata penuh penderitaan, penyesalan, dan kesedihan di setiap tulisannya
membuat pembaca menjadi semakin terbawa suasana.
Tema yang di angkat dalam buku ini pun sangat menarik. Banyak pelajaran
yang dapat dipetik dari kisah yang ditorehkan penulis, mengajarkan
kita bahwa cinta sejati akan menemukan jalannya. Jalan yang sudah terukir dalam
suratan takdir-Nya.